Pendidikan Usia Dini

"Belajar di waktu kecil, bagai mengukir di atas batu. Belajar di waktu besar, bagai mengukir di atas air."

Ada yang tahu pribahasa ini? Atau pernah mendengar? Sebagian orang pasti sudah mengetahui pribahasa tersebut. Pribahasa ini memiliki makna bahwa ketika belajar saat masih kecil, maka apa yang dipelajari akan menempel dan terus diingat bahkan sampai tua. Sedangkan jika belajar di waktu dewasa atau sudah tua, maka apa yang dipelajari akan cepat hilang dan dilupakan.

"Bagai air di atas daun talas"

Oleh karena itu, penting untuk memberikan pendidikan kepada anak sejak usia dini. Berarti anak-anak harus di sekolahkan sejak dini? Tidak harus, dan ketika anak usia 3-5 tahun jangan dipaksa untuk belajar di sekolah, tunggu mereka menginginkannya. Jika dipaksakan, maka akan berpengaruh dengan psikologis si anak, dan mereka akan kehilangan waktu bermain, karena mau tidak mau pelajaran di sekolah sudah ditentukan sesuai kurikulum yang berlaku.

Di sekolah, waktu mereka terbatas. Guru tidak hanya mengajar satu orang, tapi juga harus mengajar yang lain, jadi belajar pun tidak maksimal. 

Lalu, jika anak belum punya keinginan untuk sekolah, bagaimana mereka belajar?
Jangan lupa, guru pertama dan yang paling utama adalah orang tua. Orang tualah yang pertama kali harus mengajarkan akhlak, tauhid, karakter, dan sebagainya. 

Sesibuk apapun orang tua, harus menyisihkan waktu untuk mengajari anak. Jangan sampai melewatkan perkembangan dan pertumbuhan anak, apalagi ketika anak sudah masuk Golden Age.

***

Setelah menikah, aku ikut suami dan tinggal di rumahnya. Suami memiliki dua orang keponakan laki-laki. Yang pertama berusia 10 tahun, dan sudah kelas 5 SD. Yang kedua berusia 5 tahun, dan bersekolah PAUD. Sedangkan kakak iparku mengajar di salah satu SMP.

Karena belum kerja kembali, aku menjaga keponakan yang kedua. Selain menjaga di rumah, aku juga mengantarkannya sekolah. Namun ada beberapa hal yang ditemukan selama menjaganya. Dan aku pikir, mungkin harus mengajari beberapa hal juga.

Yang pertama, ketika jajan di sekolah ataupun di rumah, setelah di makan bungkusnya dibiarkan begitu saja. Aku sampaikan kepadanya, bahwa sampah itu harus dibuang ke tempatnya. Dan beberapa waktu ini lumayan ada kemajuan, setiap dia jajan bekasnya pasti dibuang.

Kedua, setelah BAB (maaf) harus membersihkannya sendiri dan menyiram bekasnya. Karena anak kecil kadang tidak mau membersihkan bekas BAB nya. Tapi aku mengajari keponakan agar belajar membersihkan sendiri.

Ketiga, ketika dia ingin sesuatu maka harus melakukan beberapa hal terlebih dahulu. Contohnya seperti kemarin, saat pagi-pagi dia minta minum es. Aku menyampaikan padanya bahwa minum es pagi-pagi itu tidak baik, apalagi dia belum makan, dikhawatirkan akan sakit perut, jadi dia harus makan dulu. Kemudian ketika di sekolah sudah masuk waktu belajar, dan dia kadang ingin jajan di warung. Namun aku akan memintanya belajar terlebih dahulu, baru nanti boleh jajan.

Tujuannya agar dia mengerti, bahwa untuk mendapatkan sesuatu tidak mudah. Harus ada proses dan melakukan beberapa hal untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Kelima, memilih yang paling utama atau diinginkan. Contohnya seperti saat dia ingin es, namun ketika pulang sekolah ada tukang buah, tiba-tiba mau semangka. Aku memberi dia pilihan, es atau semangka. Untungnya dia pilih es, jadi tidak harus mengeluarkan uang lagi, karena es ada di rumah. Hehe...

Tujuannya agar dia tahu bahwa tidak selamanya kita bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Ada waktunya kita harus memilih, dan tentunya memilih yang paling penting.

Keempat, berhemat dan tidak berhutang. Ketika dia ingin jajan, maka harus yang memang dia inginkan, dan harganya pun tidak terlalu mahal. Contohnya setiap jajan akan diberikan uang seribu atau dua ribu, dan jajannya tidak lebih dari uang yang diberikan. Karena jika lebih, otomatis jadinya berhutang.

Tujuannya agar nanti dia bisa lebih menjaga keuangan dengan tidak belanja berlebihan. Karena dunia itu berputar, mungkin saja saat ini ada uang dan bisa membeli apapun yang diinginkan, tapi bukan tidak mungkin ada waktunya kesulitan keuangan. Nah saat itulah gunanya, ketika kita membeli sesuai dengan yang kita punya, maka tidak akan membeli yang berlebihan apalagi berhutang.

Sebetulnya, apa yang aku ajarkan ini sudah diajarkan oleh ibunya. Namun karena sibuk mengajar di sekolah full day, maka pengawasan terhadap keponakanku kurang. Jadi, aku ajarkan kembali dan membantu mengawasi.

#OneDayOnePost #OdopBatch7 #GrupKairo

Nb: Jika salah, mohon dibetulkan.

Komentar

  1. Setuju kak, mendidik anak sejak dini itu penting banget. Terima kasih sharingnya ka. Sangat bermanfaat.

    BalasHapus
  2. Bermanfaat sekali kak, dikira cerpen tenyata tips-tips yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Semangat kakak

    Salam dari Sapporo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak Alhamdulillah...
      Sedikit curcol juga 😅😅😂

      Semangat juga kakak

      Hapus
  3. Ya, pendidikan utama justru dari kedua orang tuanya ya, terlebih perihal akidah dan akhlak. Nice artikel, Kak... 🥰

    BalasHapus
  4. Nomor empatnya dobel. Harusnya kelima.

    Setuju sekali kak. Semoga anaknya tetap patuh ya...

    BalasHapus
  5. sejak dini harus mengajarkan anak-anak
    semangat nulis mba

    BalasHapus
  6. Betul kak, segala sesuatu yang sudah tertanam dari kecil pasti tertanam dengan baik, tapi buat para orang tua juga jangan berhenti belajar ya hehe

    BalasHapus
  7. Kalau diberi sub heading, selain terlihat lebih rapi, juga akan lebih tersampaikan point-point yang ingin disampaikan, Mbak.

    Happy writing ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat dengan Mbak Renita.

      Selamat berkarya Mbak Ashima...

      Hapus
    2. Terima kasih kak Renita dan kak Arhana untuk masukannya

      Hapus
  8. Pendidikan usia dini gak harus disekolah,

    Good mba

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Pesan-Pesan Cinta Untukmu

Sahabatku

Selamat Ulang Tahun Keponakanku