Zaman Dulu vs Zaman Now 2
Tulisan ini tidak bermaksud untuk men-judge atau menghakimi pihak manapun. Hanya ingin berbagi cerita pengalaman, yang dilihat atau didengar.
Zaman Now
![]() |
Kompasiana.com |
Waktu terus berlalu, zaman pun kian berubah. Apa yang terjadi zaman ini, sangat jauh berbeda dengan zaman dulu.
Kini jarang sekali terlihat anak-anak berkumpul setiap libur. Kebanyakan lebih asyik dengan gadget atau handphone. Bahkan, anak usia dini pun lebih lancar menggunakan gadget daripada membaca al-Quran. Siapa yang salah?
Ketika masih kuliah, sering melihat anak-anak menggunkan hp. Saat itu kuliah siang hari, jadi berangkat setelah dzuhur. Jalan menuju kampus ada sebuah SD. Sebelum SD aku melihat ada anak sekitar kelas 2, mengeluarkan hp dari sakunya dan menghubungi ibunya. Mencoba positif thinking, mungkin orang tuanya memberi dia hp agar bisa menghubungi ketika pulang untuk minta jemput.
Di lain waktu, masih saat berangkat kuliah. Aku melihat dua orang anak SD sekitar kelas 5 atau 6, salah satunya memegang hp. Dan tidak hanya hp, tapi juga tablet. Aku yang anak kuliahan hanya memiliki hp yang biasa saja, ini anak SD tidak hanya hp tapi juga tablet. Luar biasa. Tiba-tiba jiwa missqueen pun melonjak.
Benar saja yang dikatakan orang bahwa hp bisa mendekatkan yang jauh. Jika kita memiliki teman yang berbeda daerah, kota, bahkan pulau sekalipun biaa terasa dekat, karena bisa kapan saja tersambung selama ada pulsa atau kuota.
Hp juga bisa menjauhkan yang dekat. Salah satu contohnya ketika reuni bersama teman atau sahabat. Ketika di WAG semangat sekali, karena sudah lama tidak berjumpa. Ketika sudah waktunya berkumpul, malah sibuk dengan hp masing-masing.
Kini di televisi pun sudah jarang terlihat film-film kartun, tidak seperti dulu. Yah, sebetulnya masih ada, tapi jarang. Hanya dibeberapa channel, itupun sering diulang-ulang sampai bosen. Ujung-ujungnya anak-anak lari ke gadget lagi.
Sekarang, banyak sekali ftv dan sinetron cinta-cintaan, azab, atau lainnya yang katanya kisah nyata. Bahkan ada di beberapa stasiun tv, dari pagi sampai malam.
Ada juga acara pencarian bakat dangdut. Ini pun tidak sama dengan dulu. Sekarang banyak sekali gimmick yang dipertontonkan.
Banyak acara talkshow dan infotaiment isinya actor atau actris yang kebanyakan pansos (panjat sosial). Mencari ketenaran dari masalah yang sedang terjadi. Untungnya masih ada beberapa talkshow yang berkualitas, dan ada juga yang nengundang orang-orang berprestasi. Walau tidak banyak, setidaknya masih ada acara yang mengandung edukasi.
Pergaulan bebas terjadi di mana-mana. Anak SD sudah pacaran, bahkan sayang-sayangan, mamah-papah, ayah-bunda. Aborsi, membuang anak yang baru dilahirkan, membunuh anak yang masih bayi, bukanlah suatu hal yang aneh di zaman ini. Banyak sekali kejadian seperti ini, tidak hanya di kota, di kampung pun sudah banyak.
Beberapa waktu lalu ada seorang wanita dan anak kandungnya membunuh suami serta anak tirinya. Penyebabnya karena si istri terlilit hutang dan ingin menjual rumah suaminya, namun suaminya melarang karena memiliki anak. Mereka dibunuh kemudian dibakar.
Ternyata, si istri ini terinspirasi dari sinetron yang sering ditontonnya.
Yang masih hangat ada seorang istri membunuh suaminya, karena sakit hati suaminya selingkuh. Ternyta si istri juga selingkuh dengan sopir pribadinya.
Ada-ada saja zaman sekarang. Semakin hari semakin kacau saja rasanya dunia ini. Tontonan menjadi tuntunan. Semakin sulit mencari tontonan yang mengedukasi.
Apalagi banyak terjadi pergolakan politik di mana-mana. Berita hoaks semakin meraja lela, berita fakta tidak ada yang percaya, yang benar disalahlan dan yang salah dibenarkan artis banyak pansos, acara tv semakin alay.
Siapakah yang harus disalahkan?
Entahlah, yang pasti harus ada kesadaran dari diri sendiri, membentengi diri serta pintar memilah dan memilih segalanya. Karena di zaman now ini, banyak yang terlihat baik tapi nyatanya tidak, begitupun sebaliknya.
#OneDayOnePost
#OdopBatch7
#GrupKairo
Baca postingan sebelumnya : Zaman Dulu vs Zaman Now 1
Komentar
Posting Komentar