Manasik Haji Tingkat PAUD

Rabu (27/11) telah dilaksanakan manasik haji tingkat PAUD se-Kecamatan Curugkembar. Manasik dilaksanakan di Lapangan Desa Cimenteng, Kecamatan Curugkembar. Diikuti oleh seluruh PAUD se-Kecamatan.

Curugkembar adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi, dan merupakan salah satu dari wilayah VII. Di Curugkembar terdapat tujuh Desa, yaitu Desa Curugkembar, Cimenteng, Tanjungsari, Sindangraja, Mekartanjung, Nagrakjaya dan Bojong Tugu.

Di setiap Desa terdapat tiga sampai lima PAUD, bahkan sampai sepuluh. Tergantung berapa banyak kampung di Desa tersebut. Memang, jumlah kampung dan warga di setiap Desa, belum merata. 

Jika dijumlahkan, keseluruhan PAUD ada 49 sekolah (menurut data terakhir). PAUD inilah yang ikut kegiatan manasik haji. Dari sekian banyak PAUD, dibagi menjadi beberapa kloter. Kurang lebih ada 27 sampai 30 kloter. Satu kloter terdiri dari satu PAUD atau beberapa PAUD, ada yang tiga sampai lima. Tergantung banyaknya jumlah siswa.

Saat datang ke lokasi, ada yang menggunakan mobil, motor, dan juga jalan kaki bagi yang dekat. Sebelum masuk lokasi manasik, setiap kloter diharuskan mendaftar terlebih dahulu untuk pembagian kurma dan air zam-zam (katanya). Setelah mendaftar, semua peserta masuk ke lokasi. Baik siswa, guru ataupun orang tua yang mengantar menggunakan pakaian putih-putih.

Kegiatan dimulai pukul 8 pagi dengan pembukaan, pembacaan wahyu ilahi dan sambutan yang disampaikan oleh Ibu Hj. Rofiqoh (dipanggil ibu aqoh) selaku ketua HIMPAUDI Kecamatan Curugkembar. "Kenapa manasik haji dilakukan oleh tingkat PAUD? Kenapa tidak oleh SD, SMP atau SMA? Karena biasanya belajar saat kecil akan diingat sampai nanti." Kata ibu Aqoh.

Kurang lebih yang dimaksud oleh bu Aqoh ini sama dengan sebuah ungkapan "belajar diwaktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar saat dewasa bagai mengukir di atas air." 

Apa yang kita pelajari ketika kecil, akan terus diingat sampai dewasa bahkan sampai tua. Sedangkan jika belajar saat sudah dewasa biasanya seperti "air di daun talas", hanya sebentar lalu pergi lagi. Sulit sekali mengingatnya.

Kembali ke manasik haji. Saat pelaksanaan manasik, ketua HIMPAUDI mengimbau bahwa yang boleh membimbing siswa dan masuk ke dalam hanya guru, orang tua diminta menunggu di luar. Manasik dimulai dengan kloter pertama dimulai dari PAUD Harapan Bangsa, kemudian disusul oleh PAUD lain.

Kegiatan ini dilaksanakan tidak untuk kesenangan semata, namun tentunya ada manfaat yang bisa diambil, khusunya untuk anak-anak PAUD. 

Anak-anak biasanya sulit untuk menerima materi, untuk mengantisipasinya bisa dengan nyanyian atau praktek langsung. Kegiatan manasik haji merupakan praktek dari rukun islam yang ke lima. Meski belum memahami sepenuhnya, minimal mereka tahu proses. Seperti mereka akan selalu ingat bahwa saat haji harus melempar batu, mengelilingi kabah, berlari-lari kecil.

Dalam kegiatan apapun, pasti ada manfaat/ kelebihan. Namun ada juga kekurangan, baik dari segi keamanan, ketertiban, dan lainnya. Lalu apa saja kekurangan kegiatan manasik haji kemarin sesuai yang terjadi di lapangan?

Pertama, segi keamanan. Meski ada beberapa Satpol PP yang bertugas untuk mengamankan, namun keamanannya masih kurang. Sebetulnya kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Satpol PP, karena ini pun perlu ada kesadaran dari masyarakat.

Kedua, ketertiban. Pedagang asongan banyak yang masuk ke dalam pembatas, padahal Satpol PP dan panitia sudah menghimbau agar pedagang berjualan di luar garis, karena mengganggu kegiatan. Namun masih ada saja beberaa pedagang yang berjualan di dalam. Banyak juga pedagang di pinggir lapang. Sehingga keadaan menjadi sempit, untuk jalan saja sulit, harus pelan-pelan karena terhimpit.

Kemudian orang tua banyak yang ikut ke dalam, padahal sudah dihimbau bahwa orang tua menunggu di luar. Ada juga beberapa kloter yang nyolong start, alias menyalip kloter lainnya. Misalnya setelah kloter 8 harusnya 9 dulu, tapi kloter 10 malah masuk duluan dan menyalip kloter 9. Ketika ditanya, alasannya karena kasihan pada anak-anaknya. Berbicara kasihan, sebetulnya semua juga kasihan, apalagi bagi mereka yang mendapatkan kloter 20 ke atas. Aalagi cuaca yang panas, bahkan siang hari bisa mencapai 30°C. Namun kita harus bersabar dan mengajarkan anak-anak juga bersabar serta mentaati dan tertib pada peraturan.

Semoga manasik haji tahun ini dievaluasi, agar tahun depan bisa lebih baik. Dari segi keamanan, ketertiban, atau lain sebagainya.

#OneDayOnePost
#ODOPBatch7
#Nonfiksi

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

Doc. Pribadi

Komentar

  1. Ternyata ndak ditemoat saya saja ya...di tempat lain ada yg sprt itu, suka menyalip, ortu yyang tdk tahu aturan. Hmmm....miris sekali. Tp alhamdulillah, skrg ga pnh ikut manasik sprt itu. Yayasan mengadakan sdri jd tlihat fokus skli pembelajaran manasik hajinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, selalu aja yg seperti itu.
      Padahal hanya satu kecamatan, gak kebayang kalau seperti tahun-tahun sebelumnya, beberapa kecamatan disatukan.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Hehe, yg paling lucu ketika sai yg seharusnya lari-lari kecil, malah lomba lari

      Hapus
  3. Kalau manasik haji pasti ramai banget ya, kasian anak juga sebenernya. Kalau menurutku mending manasik haji 1 samapi 5 TK aja kali ya biar ga terlalu sesak, hehe..

    BalasHapus
  4. Wah..lucunya anak - anah ini. Kebayang keseruannya, deh. Terlepas masalah yang timbul emang efek dari beragamnya pengetahuan tiap pribadi (orang dewasa) yang melahirkan tindakan tertentu. Mungkin nanti perlu ada sekolah resmi bersertifikat untuk orang tua ya^^
    Anyway..mantul tulisannya mbak.. thanks

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Pesan-Pesan Cinta Untukmu

Sahabatku

Selamat Ulang Tahun Keponakanku