"Sosok" Part 3

Kejadian yang akan aku ceritakan ini adalah nyata, dan aku sendiri yang mengalaminya. Mungkin tidak seram, karena tidak niat untuk menakuti. Hanya ingin berbagi pengalaman saja. Sama halnya dengan cerita pengalaman di tulisan sebelumnya, aku pernah menuliskan cerita ini namun lupa juga kapan dan dimananya. Oleh karena itu, aku ceritakan ulang melalui tulisanku kali ini.
Saat itu tahun 2013, aku baru beberapa bulan lulus SMA. Sejak SMP sampai SMA aku tinggal di rumah nenek karena lebih dekat ke sekolah. Setelah aku lulus SMA aku memutuskan untuk pulang, karena sudah tidak ada alasan lagi untuk tinggal di rumah nenek. 
Beberapa bulan setelah kelulusan SMA, aku pergi ke Bandung untuk mengikuti ujian masuk salah satu perguruan tinggi negeri di sana. Saat itu aku berangkat dengan sepupunya mamah yang memang kuliah di sana dan menumpang ke mobil salah seorang tetangga kampung nenek, yang ternyata anaknya akan mengikuti ujian di perguruan tinggi yang sama.. Ujian ini dilakukan kurang lebih sealama 3 hari. Selesai tes aku daftar ujian kembali, jaga-jaga dihawatirkan di tes pertama tidak lolos.
Setelah semua persyaratan daftar selesai, dan sudah mendapatkan nomor ujian, akhirnya aku langsung pulang. Sedangkan teman yang sama-sama berangkat tidak pulang, tapi ikut bimtes untuk ujian berikutnya. Aku tidak terpikirkan untuk ikut bimtes karena sudah rindu rumah, jadi langsung pulang saja.
Beberapa minggu kemudian, waktunya ujian kedua. Aku dengan seorang teman SMA berangkat sama-sama dengan menumpang ke mobil salah satu guru yang memang kebetulan anaknya akan ikut tes juga. Di Bandung hanya semalam, sore setelah selesai tes langsung pulang kembali.
Waktu terus berjalan, aku masih ingat saat itu adalah bulan Ramadhan atau tepatnya antara bulan juli/Agustus. Seperti biasa setelah pulang terawih keluargaku berkumpul dan ngobrol banyak hal. Biasanya pukul Sembilan atau setengah 10 orang tua dan adikku sudah tidur. Namun aku masih asyik nonton tv sampai larut.
Sekitar pukul 11 atau setngah 12 aku sudah merasa mengantuk sekali dan memutuskan untuk pergi tidur. Namun seperti biasa sebelum tidur aku harus ke WC dulu untuk cuci muka dll. Keluargaku belum memiliki WC di dapur, WC-nya terpisah dari rumah dan terhalang oleh rumah kakak, jadi kalau mau ke WC harus keluar dulu.
Aku keluar lewat pintu dapur karena paling dekat, kalau lewat pintu depan jadinya harus memutar terlebih dahulu. Saat aku buka pintu di luar sangat gelap, orang tuaku tidak memasang lampu di sana. Satu-satunya cahaya yang berasal dari lampu yang dipasang di depan rumah kakak, itupun tidak terlalu terang namun masih cukup terlihat.
Saat aku mulai berjalan, tiba-tiba melihat ada anak kecil dekat rumah kakak. “Ngapain anak kecil malam-malam begini?” pikirku. Tapi kok pakaiannya aneh, padahal kan malam. Dia tidak memakai baju, hanya memakai celana, itupun tidak bisa disebut celana lebih mirip seperti daleman dan tidak menggunakan alas kaki.
Anak itu melirik sekilas kemudian berlari. Karena penasaran, akhirnya aku kejar dia. Dia berbelok ke arah WC, aku masih mengikutinya. Namun saat sampai dekat WC, tidak ada siapapun di sana. Anak kecil itu menghilang. Karena takut, akhirnya aku cepat-cepat masuk ke WC dan setelah selesai langsung berlari ke rumah.
Besoknya ketika bangun untuk sahur, aku merasa kepala berat dan pusing sekali. Aku tidak kuat untuk bangun. Ketika ibu datang ke kamar untuk membangunkan, aku masih tidak bisa bangun. Lalu ibu memegang keningku dan ternyata badanku panas sekali.
Besoknya aku langsung dibawa ke dokter, dan saat diperiksa darahku rendah sekali. Aku tidak ingat apa penyebab dari sakitku waktu itu, yang pasti hampir seminggu aku tidak melaksanakan puasa saking tidak kuatnya. Besoknya adalah pengumuman kelulusan ujian yang pertama, aku merasa was-was. Kenapa?  Karena jika aku lolos, otomatis harus ke Bandung saat itu juga. Sedangkan saat itu kondisiku tidak memungkinkan untuk pergi.
Sekitar pukul 4 dini hari, ada kabar dari sepupu mamah yang di Bandung, bahwa pengumuman kelulusan ujian masuk sudah keluar. Awalnya dia merasa tidak enak untuk memberitahukan, karena di ujian pertama ini aku tidak lolos. Nenek merasa sedih, namun aku dan mamah malah merasa bersyukur tidak lolos. Karena melihat kondisiku saat itu yang tidak memungkinkan untuk pergi. Aku positif thinking, mungkin itu udah jalan Allah.
Hari berikutnya, keponakanku sakit. Kata kakak, malam sebelum keponakan sakit, dia mendengar ada suara di ruang depan rumahnya. Seperti suara orang yang mengeruk-eruk lantai. Kemudian ada suara ketukan juga ke kaca kamar. Tapi kakak tidak berani melihat siapa yang melakukannya,
Dan siangnya kakak ipar datang ke tabib untuk meminta penyembuhan. Tabib tersebut mengatakan bahwa ada karuhun (nenek moyang) dari keponakanku yang rindu makanya datang untuk menjumpainya. Akhirnya kakakku sekeluarga pergi ke pemakaman untuk berjiarah ke makam nenek dari kakak ipar. Setelah dibawa jiarah, keponakanku pun langsung sehat kembali sepeti sedia kala.
Yang sampai sekarang masih aku pikirkan. Siapa sebenarnya sosok anak kecil tersebut?
Apakah dia manusia?
Entahlah…
Aku belum menemukan jawabnannya. Dan aku pun tidak menceritakan kepada siapapun perihal pengalamanku ini.

Mungkin itu saja untuk cerita kali ini. Mohon maaf jika tulisannya acak-acakan. Karena memang sudah lama sekali tidak menulis. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Infinity of Love

Review Tokoh: Asa, Malaikat Mungilku

Ubah Tanya dengan Doa