Ide oh Ide
![]() |
Bernas.id |
Dia datang tiba-tiba, pergi tanpa permisi. Jika tak ditangkap, maka akan hilang begitu saja. Jadi harus pintar-pintar menangkapnya, bisa dengan mencatat di ponsel atau buku catatan.
Namun kadang datang tiba-tiba. Saat kita dalam perjalanan misalnya, atau ketika di kamar mandi, masak, bersih-bersih, berkumpul dengan keluarga atau teman, atau kapan dan di mana saja yang tidak memungkinkan kita untuk memegang ponsel atau buku catatan.
Bagi yang memiliki ingatan kuat, tentu tidak masalah. Bagaimana dengan yang ingatannya lemah? Mungkin agak sedikit kesulitan, walau tidak semua. Ketika ide datang dan tidak memungkinkan untuk mencatat di ponsel atau buku catatan, kemudian sudah bisa mencatat, tiba-tiba ide itu hilang. Bagaimana perasaannya? Kadang nyesekkan?
Mau bagaimana lagi. Bukankah saat berkendara tidak boleh menggunakan ponsel? Atau saat berkumpul, tidak sopan jika menggunakannya? Lalu bagaimana? Adakah yang memiliki solusi?
Sebetulnya, aku menulis ini karena sedang tidak ada ide. Bukan tidak ada, tetapi karena beberapa hari ini sibuk dan tidak memungkinkan menggunakan ponsel atau buku catatan, akhirnya ide pergi. Karena itulah, sudah beberapa hari tulisan banyak yang ngawur.
Kehilangan ide lebih sakit daripada pacar, menurutku. Ada yang sependapat?
Kalau kehilangan pacar, gampang. Bisa nyari lagi. Tetapi dalam Islam tidak ada pacaran. Kalau kehilangan ide? Sulit untuk mendapatkannya kembali. Walaupun bisa mencari ide lain, kadang tidak sebagus ide pertama.
#OneDayOnePost
#OdopBatch7
#GrupKairo
Mari kita ikat ide dengan tulisan. Isa Alamsyah mengikat ide dengan cara menulis di grup WA yang isinya cuma diri sendiri. Patut diikuti tuh! 😁
BalasHapusKeren sekali kakak #semangat
BalasHapus