Jangan menghakimi

Setiap orang memiliki masa lalu dan masa depan. Orang jahat, belum tentu tidak memiliki masa depan. Orang baik, belum tentu tidak memiliki masa lalu.

Saat buka instagram, tidak sengaja melihat sebuah postingan dari Kang Abay. Sebuah foto screenshots dari salah satu akun twitter, yang isinya menurutku bisa membuat sakit hati sebagian perempuan. Bagaimana tidak, postingan tersebut sama saja dengan menghakimi masa lalu seseorang.

Ini postingannya 👇
Lengkapnya klik di sini
Postingan ini menjadi viral di twitter. Banyak yang tidak setuju, bahkan hastag #perawan menjadi trending.
Bagaimana menurut kalian?
Apa kalian setuju dengan postingan tersebut?
Atau Sebaliknya?


Setiap orang memiliki masa lalu, baik ataupun buruk. Seseorang yang memiliki masa lalu buruk, belum tentu tidak memiliki masa depan. Setiap orang berhak diberi kesempatan saat memiliki keinginan untuk berubah. Allah Maha membolak-balikan hati, berkuasa untuk membalikkan hati seseorang dari jahat menjadi baik, atau sebaliknya.

Saat menikah dengan seseorang dan akad telah terucap, itu artinya kita telah menerima semua yang ada pada pasangan. Dirinya, keluarganya, kepribadiannya, termasuk masa lalunya baik atau buruk.

Lalu, apakah pantas kita menghakimi jika ternyata masa lalu pasangan tidak sesuai dengan harapan?

Seperti postingan salah satu akun di atas, di sana dia menyesal karena malam pertama baru mengetahui bahwa istrinya sudah tidak perawan. Dia juga meminta pendapat warga net untuk menceraikan.

Menurutmu, bagaimana perasaan si perempuan saat itu? Hancur, pasti. Sakit, sangat.
Tetapi apakah pantas laki-laki itu bersikap demikian?


Perlu diketahui penyebab hilangnya keperawanan seorang wanita bukan hanya karena berhubungan intim (maaf), bisa juga karena beberapa hal seperti kecelakaan atau cedera, bersepeda atau berkuda, penggunaan alat medis tertentu saat memeriksa organ intim, latihan peregangan yang berat, dan benturan benda keras runcing ke miss V.



Jadi, jangan mudah menghakimi masa lalu seseorang. Jika menurutmu keperawanan itu penting dalam pernikahan, boleh ditanyakan sebelum menikah. Jangan sampai setelah menikah baru ditanyakan, dan ternyata tidak sesuai harapan, lalu dengan mudah menceraikan.


Untuk menghindari hal seperti postingan di atas untuk para perempuan:
1. Jika calonmu bertanya soal keperawanan maka jawablah dengan jujur. Jangan pernah sekalipun berbohong. Karena kalau berbohong akan menjadi potensi masalah dikemudian hari.
2. Jika dia tak bertanya, maka tak perlu menjelaskan.


Jika opsi no. 2 terjadi dan lelaki mempermasalahkan setelah menikah nanti maka sampaikan kepadanya:

Kalau aib / maksiat yang sudah ditaubati memang bukan untuk diceritakan/diumbar ke orang lain. Salah sendiri di fase pra nikah/ta'aruf ini tidak ditanyakan.


Bahkan Allah melarang hambanya mengumbar aib yang telah ditutup-Nya.

Jadi kalau lelaki sudah bertanya dan merasa sudah dibohongi wajar mengajukan Cerai. Tetapi jika no. 2 yang terjadi, ya jangan mudah mengajukan cerai. Kasian perempuan. Nanti jatuhnya dzalim.

Jadi bagi type lelaki yang menganggap keperawanan itu sesuatu yang penting dan sakral. Jika anda tidak yakin dengan masa lalu calon istri anda, maka silahkan tanyakan di fase pra nikah. Namun bagi yang menganggap keperawanan tak penting tak perlu ditanyakan tentunya. (Sumber ig: @Kangabay_)

Hati perempuan bukan untuk dipermainkan. Jangan memberi harapan jika tak mampu mengabulkan. Jangan berkata "aku mencintai kamu apa adanya", jika yang diinginkan ternyata ada apanya. Jangan menghakimi masa lalu seseorang, karena diri kita pun belum tentu lebih baik darinya. Bisa jadi diri kita lebih buruk atau kotor, tak pantas kita menghakimi.

Bersyukurlah bagi kamu yang mendapatkan pasangan dan menerima masa lalumu seburuk apapun itu. Karena setiap orang memiliki hak untuk diberi kesempatan berubah menjadi lebih baik. Berterima kasihlah kepadanya, sayangi dia sepenuh hati. Janganlah lepaskan dia.

#OneDayOnePost
#OdopBatch7
#GrupKairo

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku Infinity of Love

Review Tokoh: Asa, Malaikat Mungilku

Ubah Tanya dengan Doa