Menanti (Part 4)

Mengikhlaskan Cinta

POV Fahmi

Namaku Fahmi, hari ini adalah hari ke tiga berada di rumah. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan di salah satu Universitas di Mesir. Daripada bosan, aku memutuskan untuk pergi ke kampus tempat dulu kuliah. Sekalian bertemu dengan Andri, ketua LDK yang baru.

Aku berangkat ke kampus menggunakan motor kesayangan, yang sekarang digunakan oleh adik. Sengaja berangkat pagi, karena biasanya di kampus sangat sejuk. Setelah sampai di kampus dan memarkir motor, aku segera pergi ke masjid untuk salat. Di masjid inilah biasanya aku menenangkan diri saat banyak pikiran, rasanya  sangat nyaman.

Saat berjalan ada beberapa mahasiswa yang menyapa, mereka memperkenalkan diri sebagai anggota LDK. Kami berbincang cukup lama. Sampai terlihat seorang wanita berjalan menunduk. Siapa dia? Aku penasaran. Aku berpamitan kepada yang lain dan mengikutinya. Ternyata dia menuju ke masjid, sepertinya tidak sadar sedang diikuti.

Dia masuk, aku ambil wudu dan langsung salat. Setelah berzikir dan membaca al-Quran aku hendak beranjak menemui Andri. Tapi tiba-tiba terdengar seseorang memanggil temannya.

"Ra!" Panggilnya, tapi sepertinya tidak ada sahutan dari orang yang dimaksud.

"Rara!" Panggilnya lagi, masih tidak ada jawaban.

"TIARA KHALIZA!" Teriaknya, aku terkejut. Kenapa harus sampai teriak, ini kan di masjid. Aku tidak memedulikannya dan langsung keluar untuk menemui Andri.

Banyak hal yang kami bahas, termasuk permintaan untuk mengisi sharing minggu ini. Aku menyanggupi. Rasanya sudah rindu dengan komunitas yang beberapa tahun lalu kami bangun. Sampai terlintas dipikiranku sebuah nama.

"Tiara Khaliza," gumamku.

"Kak Fahmi kenal dengan Rara?" Tanya Andri.

"Rara? Siapa?" Tanyaku

"Rara itu panggilan untuk Tiara Khaliza, bukankah tadi kakak menyebutnya?"

Tiba-tiba aku melihat dua orang wanita berjalan, sepertinya mereka terburu-buru. Mungkin karena telat. 

"Yang memakai gamis dan kerudung pink, itulah Tiara Khaliza. Dan disebelahnya Ratna, sahabat Rara. Mereka sudah seperti perangko, tidak bisa dipisahkan." Andri menjelaskan.

Sahabat? Sewaktu kuliah dulu, aku dan Riyan kemana-mana selalu nersama. Dan kini dia telah menikah dengan pujaan hatinya tanpa menunggu kepulanganku. Tidak apa, yang penting dia bahagia.

Setelah selesai, aku pamit pulang. Setiap hari datang ke kampus dan salat di masjid kampus. Saat itulah aku selalu melihatnya. Ya, dialah wanita yang memiliki nama Tiara Khaliza yang suatu saat akan mengisi doa sepertiga malamku.

Diakhir pekan sesuai jadwal aku mengisi sharing. Ternyata banyak yang hadir, salah satunya Tiara. Menunduk, itulah yang selalu dilakukannya. 'Apakah tidak pegal?' pikirku.

Ketika sharing dimulai, Andri memperkenalkanku.

"Terima kasih Kak Andri yang telah memperkenalkan saya. Teman-teman bisa memanggil saya kakak." Kataku membuka sharing.

Saat ku lihat, tidak sengaja pandangan kami bertemu. Deg... Ku rasakan jantungku berdebar. Tanda apakah ini? Tak lama dia menunduk kembali.

Sharing dianjutkan dengan tanya jawab. Ratna sahabat Tiara bertanya,
"Kak, kalau ada seorang wanita yang jatuh cinta kepada laki-laki, apakah boleh dia mengungkapkan perasaannya?"

Kulihat Tiara mencubit sahabatnya, namun sahabatnya hanya terkekeh. Aku merasakan ada pesan tersembunyi di balik pertanyaannya.

Setelah selesai dan kami bersalaman, aku pamit pulang karena ada hal lain yang harus dilakukan. Di depan masjid, aku melihat Tiara dan sahabatnya sedang berjalan. Terlihat Ratna menggoda Tiara. Awalnya aku tak peduli dengan apa yang mereka katakan, sampai ada satu kalimat Ratna yang membuatku terkejut.

"Cintai Kak Fahmi dalam ikhlas. Kalau sudah yakin kamu ajak taaruf saja, daripada diambil orang. Aku siap kok jadi perantara." 

Apa benar tiara mencintaiku? Sepertinya tidak. Bukankah laki-laki yang bernama Fahmi ada banyak, tidak hanya aku. Setelah mendengar percakapan mereka, hatiku merasa tidak tenang. Apakah aku jatuh cinta kepada Tiara?

Ingin sekali ku mengajaknya taaruf, namun aku sadar kalau harus menyelesaikan pendidikan. Mengikhlaskan, itulah yang harus dilakukan. 

Sehari sebelum berangkat kembali ke Mesir, aku datang ke kampus dan mencari Andri. Ku titipkan sepucuk surat untuk seorang wanita, tidak lupa aku berpesan.

"Jangan katakan siapa yang memberikan surat ini. Biarlah waktu yang menjawabnya!"

Setelah ku serahkan surat itu kepada Andri, aku pamit. Karena harus packing untuk besok. Semoga ini keputusan yang terbaik. Mengikhlaskan cinta dan menyerahkan segalanya kepada yang Maha Kuasa.

Bersambung...

#OneDayOnePost
#OdopBatch7
#GrupKairo
#TantanganPekan8

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : Pesan-Pesan Cinta Untukmu

Sahabatku

Selamat Ulang Tahun Keponakanku