Kisah Sang Call Center 3
Interviu
![]() |
Ekrut.com |
Pukul setengah dua pengumuman sudah ditempel. Tidak semua peserta lolos, dari sekian peserta hanya 24 orang yang masuk. Aku cari namaku, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Ternyata...
Jeng... Jeng... Jeng...
Diurutan ke-21 tercantum nama "Keyla Amelia". Benarkah itu namaku? Aku lolos? Serius? Masa sih itu namaku, padahalkan mengisi tesnya asal-asalan. Mungkin ada yang namanya double. Kan gak lucu kalau sudah senang, ternyata itu nama orang lain.
Diurutan ke-21 tercantum nama "Keyla Amelia". Benarkah itu namaku? Aku lolos? Serius? Masa sih itu namaku, padahalkan mengisi tesnya asal-asalan. Mungkin ada yang namanya double. Kan gak lucu kalau sudah senang, ternyata itu nama orang lain.
Terus ku perhatikan sekeliling, barangkali ada pemilik lain nama itu. Ternyata tidak ada, benar itu namaku. Aku lolos dan lanjut ke tahap interviu.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah sudah mengabulkan do'a kami."
Kami semua merasa bahagia, walaupun awalnya merasa pesimis, karena mengisi psikotesnya asal-asalan. Hehe. Tetapi tidak berapa lama kebahagiaan kami berubah menjadi sedih. Salah satu teman yang tadi makan bareng, ada yang tidak lolos. Dia berpamitan dan langsung pulang.
"Kasihan ya dia," kata salah seorang di antara kami.
"Iya, mungkin bukan jodohnya di sini. Semoga dia mendapatkan pekerjaan yang lebih baik." Kataku dan diaminkan oleh yang lain.
Beberapa saat kemudian, kami diminta untuk berkumpul di ruangan yang tadi digunakan untuk psikotes. Entah ada apa kami dikumpulkan. 5 menit, 10 menit, 20 menit, belum ada kejelasan. Barulah pukul setengah tiga sore dipanggil dua orang - dua orang. Lama sekali menunggu. Sampai akhirnya aku dipanggil bersama Martha (orang Medan).
Ternyata kami diinterviu oleh HR (Human Resources). HR yang menginterviu memperkenalkan diri bernama Mbak Gina. Mbak Gina meminta kami memperkenalkan diri masing-masing. Dari mulai nama, asal daerah, tempat dan jurusan ketika kuliah, pengalaman kerja, dan lainnya.
Kemudian Mbak Gina bertanya, "Apa yang kalian tahu tentang perusahaan Outsourcing? Silakan Mbak Martha!"
Martha lalu mebjawab. Kemudian Mbak Gina memintaku menjawab.
"Perusahaan Outsourcing adalah psrusahaan yang menyediakan jasa dan menyalurkan tenaga kerja dengan keahlian tertentu ke perusahaan yang membutuhkan." Jawabku.
"Jawaban kalian betul. Jadi perusahaan outsourcing adalah bla... bla... bla..." Mbak gina menjelaskan panjang lebar. Entah apa yang dijelaskan aku tidak ingat. Sebagai orang yang memiliki tipe visual, sering lupa apa yang dikatakan jika terlalu panjang.
"Di perusahaan ini ada OBC dan IBC (klik di sini). Kalian pasti sudah mengetahuinya. Nah, kalian ingin masuk yang mana?" Tanya Mbak Gina.
"IBC, Mbak." Jawab kami.
"Iya, pasti ingin masuk IBC. Karena rata-rata yang melamar pasti memilih IBC. Tetapi maaf, saat ini yang sedang buka lowongan hanya OBC. IBC sudah penuh." Mbak Gina menjelaskan.
Kenapa diminta memilih di antara dua pilihan, jika ternyata akhirnya hanya ada satu pilihan. Bagaikan memberi harapan, akhirnya dikecewakan. Entahlah. Tidak mungkin kan jika harus mundur gara-gara tidak dapat apa yang diharapkan.
"Bedanya apa Mbak?" Tanyaku.
"IBC itu kerjanya shifting, bahkan hari libur pun ada yang masuk. Sedangkan OBC sesuai dengan office hour." Jawab Mbak Gina.
"Kalau gajinya bagaimana Mbak?" Tanya Martha.
"IBC gajinya UMR. Kalau OBC sesuai target."
"Target?" tanyaku.
"Iya, jadi gaji kalian bisa melebihi UMR. Kalau IBC kan tidak bisa lebih," katanya.
"Oh begitu." Jawab kami.
"Jadi bagaimana? Apakah dilanjut?" Tanya Mbak Gina.
Aku lihat, Martha tampak sedang berpikir. Lalu dia menjawab "Iya Mbak, lanjut".
"Bagaimana dengan anda?" Tanyanya padaku.
"Iya Mbak, saya juga lanjut."
"Kok jawabnya kaya yang ragu-ragu. Saya tanya lagi, apakah kalian yakin akan lanjut?" Tanyanya sekali lagi.
"Iya Mbak, dilanjut." Jawab kami bersamaan.
"Baiklah kalau begitu. Barangkali ada yang ingin ditanyakan kembali?"
"Sudah Mbak." Jawab kami
Setelah selesai interviu dengan HR, kami keluar dan berkumpul bersama yang lain di dekat tempat satpam. Ternyata interviu dilanjutkan dengan User.
Satu persatu kami dipanggil. Sudah pukul empat, namun namaku belum dipanggil. Akhirnya aku dan beberapa teman yang lain memutuskan untuk shalat dulu sambil menunggu. Setelah selesai shalat, langsung kembali ke lantai dua karena takut keburu dipanggil. Tetapi ternyata masih belum.
Pukul lima sore, barulah namaku dipanggil berdua dengan salah seorang peserta yang belum kenal. Saat masuk ruangan, jantungku mulai berdebar. Takut jika tidak bisa menjawab pertanyaan dari user.
Kami diminta memperkenalkan diri, nama, alamat, pendidikan terakhir dan jurusan, pengalaman kerja. Sebenarnya aku malu waktu ditanya pengalaman kerja, karena belum memiliki pengalaman, kecuali ikut mengajar. Sedangkan teman yang satu lagi pernah bekerja sebagai sales, jadi sudah memiliki pengalaman. Yang lebih banyak ditanya teman sebelahku.
Setelah selesai, kami langsung keluar dan sharing dengan yang lain sambil menunggu teman yang belum dipanggil. Tidak apa lolos atau pun tidak, yang penting mendapatkan pengalaman baru. Salah satunya mendapat teman-teman baru.
Pukul setengah enam baru interviu baru selesai. Akhirnya kami pulang. Ternyata aku tidak sendiri, ada dua orang yanv searah yaitu Mela dan Desi. Mela ngekos di Cibiru dan Desi tinggal di daerah Cinunuk.
Dari kantor kami berjalan sampai perempatan. Tapi ternyata tidak ada bus kota yang melintas, mungkin karena sudah terlalu sore. Akhirnya kami terpaksa harus naik angkot dua kali. Kami naik angkot pertama dari perempatan Buah Batu sampai Ujung Berung. Kemudian naik angkot kedua dari Ujung Berung sampai Cibiru.
Di angkot aku tertidur, mungkin karena lelah. Bayangkan saja, psikotes dan interviu dilakukan dalam satu hari. Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara Desi yang mengatakan bahwa dia mendapatkan sms yang isinya pemberitahuan bahwa dia lolos dan masuk ke tahap training.
Aku mencoba cek hp, tetapi belum ada pemberitahuan. Apa mungkin tidak lolos? Entahlah. Beberapa saat kemudian, aku pun mendapatkan sms.
Bersambung...
#OneDayOnePost
#OdopBatch7
#GrupKairo
Sebelumnya Kisah Sang Call Center 2 (Psikotes)
Selanjutnya Kisah Sang Call Center 4 (Training).
Lanjutkan mbak hehehe...btw, pov nya campuran ya kakak
BalasHapusKeren Kakak tulisannya menginspirasi
BalasHapus#semangat
Tunggu ajah smsnya... 😊
BalasHapusduh bikin penasaran deh hehehe
BalasHapusBikin penasaran aja ya wkwk
BalasHapus